Cari Blog Ini

Jumat, 21 Oktober 2011

Seorang Ayah


Biasanya bagi anak perempuan yang telah dewasa ,yang sedang bekerja di perantauan,yang ikut suaminya merantau di luar kota,luar negeri,yang sedang sekolah,dan kuliah jauh dari orang tua…
Akan merasa sangat rindu pada ibunya,lalu bagaimana dengan ayahnya??
Mungkin karena ibu lebih sering menelpon untuk menanyakan keadaan aku setiap hari..
Tapi,,tahukah aku jika ayahlah yang mengingatkan ibu untuk menelponku!!!

Mungkin dulu sewaktu aku kecil ibulah yang lebih sering mengajakku bercerita dan berdongeng.
Tapi,,tahukah aku??
Sepulang ayah bekerja dengan wajah yang lelah,ayah selalu menanyakan kepada ibu tentang kabarku dan apa saja yang aku lakukan seharian?......

Pada saat aku masih anak perempuan kecil ayah biasanya mengajari aku naik sepeda,dan setelah ayah menganggapku bisa,ayah akan melepaskan roda bantu di sepedamu,kemudian ibu bilang “jangan dulu ayah,jangan di lepas dulu rodanya”.
Karena ibu takut putri manisnya terluka.
Tapi,sadarkah aku?...
Bahwa  ayah yakin akan membiarkanku, menatapku,dan menjagaku mengayuh sepeda dengan seksama karena dia tahu putri kecilnya PASTI BISA…

Pada saat kamu merengek menangis minta mainan yang baru…ibu menatapku iba..
Tetapi ayah akan mengatakan dengan tegas “Boleh,kita beli nanti,tapi tidak sekarang”…
Tahukah aku,ayah melakukuan itu karena ayah tidak ingin aku menjadi anak yang manja dengan semua semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi!!!

Saat aku sakit pilek ayah yang terlelu khawatir sampai kadang-kadang sedikit membentak”Sudah dibilang kamu jangan minum air dingin “Berbeda dengan ibu yang selalu menasehatimu dengan lembut,,,Ketahuilah saat itu ayah benar-benar mengkhawatirkan keadaanku"
Saat aku sudah beranjak dewasa,aku mulai menuntut pada ayah untuk dapat ijin keluar malam,dan ayah bersikap tegas dan mengatakan”TIDAK BOLEH”
Tahukah aku…
Bahwa ayah melakukan itu untuk menjaga ku…karena bagi ayah ,aku adalah sesuatu yang sangat-sangat luar biasa berharga…Setelah itu aku marah pada ayah dan masuk kekamar sambil membanting pintu…
Dan yang datang mengetuk pintu dan membujukku agar tidak marah adalah IBU…
Tahukah aku…
Bahwa saat itu ayah memejamkan matanya dan menahan gejolak dalam hatinya…
Bahwa ayah saat itu sangat ingin mengikuti keinginanku,tapi lagi-lagi ia HARUS menjagaku…
Ketika saat seorang cowok mulai sering menelponku  atau bahkan datang kerumah menemuiku,ayah memasang wajah paling cool sedunia…
Ayah sesekali menguping atau mengintip saat aku sedang mengobrol berdua diruang tamu…Sadarkah aku bahwa hati ayah merasa sangat cemburu…

Saat aku mulai lebih dipercaya dan ayah melonggarkan sedikit peraturan untuk keluar rumah,aku mulai memaksa untuk melanggar jam malamnya…Maka yang dilakukan ayah adalah duduk diruang tamu dan menungguku pulang dengan hati yang sangat khawatir.Dan setelah perasaan khawatir itu berlarut-larut.Ketika putri kecilnya pulang larut malam,hati ayah mengeras dan memarahiku…
Sadarkah aku…
Bahwa ini karena hal yang sangat ditakuti ayah akan srgera datang…
“Bahwa putri kecilnya ini akan segera pergi meninggalkan rumah dan meninggalkan ayah”

Setelah lulus SMA ayah akan sedikit memaksaku untuk menjadi seorang dokter dan insinyur,ketahuilah bahwa seluruh paksaan yang di lakukan ayah itu semata-mata hanya untuk memikirkan masa depanku nanti…
Tapi,toh ayah tetap tersenyum dan tetap mendukungku saat pilihanku tidak sesuai dengan pilihan ayah.
Ketika aku menjadi gadis dewasa,aku harus pergi ke kota lain ,dan ayah harus melepasku di bandara…
Tahukah aku?
Badan ayah terasa kaku untuk memelukku…
Ayah hanya tersenyum sambil memberi nasihat ini itu,dan menyuruh aku untuk berhati-hati.
Padahal ayah ingin sekali menangis seperti ibu dan memelukku erat,,,
Tapi yang ayah lakukan hanya menghapus air mata disudut matanya dan menepuk pundakku dan berkata “Jaga diri baik-baik ya sayang!!!”
Ayah melakukan itu semua agar aku KUAT,kuat untuk pergi dan menjadi dewasa.

Disaat aku butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanku,orang pertama yang mengerutkan keningnya adalah ayah…Karena ayah berusaha keras mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan temen-temannya yang lain.

Ketika permintaanku bukan lagi sekedar meminta boneka baru dan ayah tahu ia tidak bisa memberikan apa yang aku inginkan,kata-kata yang keluar dari mulut ayah adalah “Tidak,,,Tidak bisa”
Padahal yang ada didalam batin ayah adalah ia sangat ingin mengatakan “Ia sayang,Nanti ayah belikan untukku”
Tahukah aku?
Bahwa pada saat itu ayah telah gagal membuat anaknya tersenyum.
Saat aku diwisuda sebagai seorang sarjana,ayah adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukku.Ayah akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat putri kecilnya yang tidak manja berhasil tumbuh dewasa dan telah menjadi seseorang.

Sampai saat seseorang lelaki datang kerumah dan meminta izin pada ayah untuk mengambilku darinya,Ayah akan sangat berhati-hati memberimu izin karena ayah tahu bahwa lelaki itulah yang akan menggantikannya nanti.

Dan akhirnya…
Saat ayah melihatku duduk dipanggung  pelaminan bersama seorang lelaki yang dinggapnya pantas menggantikannya,Ayah pun tersenyum bahagia.
»»  READMORE...