1. Pengertian Individu dan Masyarakat
a. Pengertian Individu
Individu berasal dari kata individum (Latin), Yaitu
satuan kecil yang tidak dapat dibagi lagi. Individu menurut konsep Sosiologis
berarti manusia yang hidup berdiri sendiri. Individu sebagai mahkluk ciptaan
Tuhan di dalam dirinya selalu dilengkapi oleh kelengkapan hidup yang meliputi
raga, rasa, rasio, dan rukun.
- Raga, merupakan bentuk jasad manusia yang khas yang
dapat membedakan antara individu yang satu dengan yang lain, sekalipun dengan
hakikat yang sama
- Rasa, merupakan perasaan manusia yang dapat
menangkap objek gerakan dari benda-benda isi alam semesta atau perasaan yang
menyangkut dengan keindahan
- Rasio atau akal pikiran, merupakan kelengkapan
manusia untuk mengembangkan diri, mengatasi segala sesuatu yang diperlukan
dalam diri tiap manusia dan merupakan alat untuk mencerna apa yang diterima
oleh panca indera.
- Rukun atau pergaulan hidup, merupakan bentuk
sosialisasi dengan manusia dan hidup berdampingan satu sama lain secara
harmonis, damai dan saling melengkapi. Rukun inilah yang dapat membantu manusia
untuk membentuk suatu kelompok social yang sering disebut masyarakat
b. Pengertian Pertumbuhan
Pertumbuhan (Growth) adalah dapat diartikan sebagai :
Pertumbuhan adalah suatu proses pertambahan ukuran,
baik volume, bobot, dan jumlah sel yang bersifat irreversible (tidak
dapat kembali ke asal). Pertumbuhan dan perkembangan memiliki arti yang sangat
penting bagi makhluk hidup. Dengan tumbuh dan berkembang dapat mempertahankan
kelangsungan hidupnya dan melestarikan keturunannya. Sewaktu masih bayi,
balita, dan anak kecil, manusia memiliki daya tahan tubuh yang masih lemah
sehingga mudah terserang penyakit. Tetapi, setelah tumbuh dan berkembang
menjadi dewasa, daya tahan tubuhnya semakin kuat sehingga kelangsungan hidupnya
lebih terjamin.
Pertumbuhan dan perkembangan membawa manusia kepada
kedewasaan. Setelah dewasa, manusia dapat menghasilkan keturunan sehingga
populasi manusia akan terjaga kelestariannya.
2. Faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
- Pendirian Nativistik : Pertumbuhan individu
semata-mata ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir.
- Pendirian Empiristik dan Envinronmentalistik : Pertumbuhan individu semata-mata tergantung kepada lingkungan sedangkan dasar
tidak berperanan sama sekali.
- Pendirian Konvergensi dan Interaksionisme : Interaksi antara dasar dan linkunagan dapat menentukan pertumbuhan individu.
Tahap pertumbuhan Individu berdasarkan Psikologi
Fase-fasenya, antara ain :
- masa vital
- masa estetik
- masa intelektual
- masa sosial
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan
Perkembangan Manusia :
Pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup merupakan
hasil interaksi antara faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
dan faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan makhluk
hidup adalah gen, nutrisi, hormon, dan lingkungan.
1. Gen
Gen adalah faktor pembawa sifat menurun yang terdapat
di dalam sel makhluk hidup. Gen berpengaruh pada setiap struktur makhluk hidup
dan juga perkembangannya, walaupun gen bukan satu-satunya faktor yang
mempengaruhinya. Artinya, sifat-sifat yang tampak pada makhluk hidup seperti
bentuk tubuh, tinggi tubuh, warna mata, warna bulu pada hewan, warna bunga,
penambahan ukuran, dan sebagainya dipengaruhi oleh gen yang dimilikinya.
Masing-masing jenis (spesies), bahkan masing-masing individu memiliki gen untuk
sifat tertentu.
2. Nutrisi
Nutrisi/makanan berperan pentingdalam pertumbuhan dan
perkembangan makhluk hidup. Fungsi nutrisi di antaranya adalah sebagai bahan
pembangun tubuh makhluk hidup. Sampai batas usia tertentu manusia akan
mengalami pertumbuhan, yaitu bertambah tinggi dan besar. Hal ini dapat terjadi
karena setiap hari manusia makan makanan yang cukup bergizi. Nutrisi bagi
manusia dapat berupa protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral. Protein
merupakan bahan pembangun sel-sel tubuh. Oleh karena itu dalam masa pertumbuhan
harus mendapatkan protein yang cukup.
3. Hormon
Hormon merupakan senyawa organik (zat kimia) pada
manusia dan sebagian hewan. Hormon dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Kelenjar
endokrin merupakan kelenjar buntu, artinya kelenjar itu tidak memiliki saluran.
Hasil sekresi kelenjar endokrin (hormon) langsung masuk ke pembuluh darah.
Hormon diedarkan ke seluruh tubuh oleh darah. Hormon mempengaruhi reproduksi,
metabolisme, serta pertumbuhan dan perkembangan pada manusia dan sebagian
hewan. Pada manusia, hormon pertumbuhan (Growth Hormone/GH) mempengaruhi kecepatan
pertumbuhan seseorang. Seseorang yang kelebihan hormon akan mengalami
pertumbuhan yang luar biasa/gigantisme. Sebaliknya, jika seseorang kekurangan
hormon pertumbuhan maka dapat mengakibatkan kekerdilan. Hormon tiroksin yang
dihasilkan oleh kelenjar gondok (kelenjar tiroid) mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan manusia. Bila pada masa kanak-kanak kekurangan hormon tiroksin
mengakibatkan kretinisme. Kretinisme yaitu pertumbuhan yang lambat dan mental
yang terbelakang, sehingga perkembangannya juga terhambat.
4. Lingkungan
Faktor ini yang memberi pengaruh cukup besar terhadap
pembentukan karakter adalah lingkungan di mana seorang tumbuh dan di besarkan,
norma dalam keluarga, kelompok sosial, pengaruh-pengaruh lain seseorang manusia
dapat alami. Faktor lingkungan ini mempunyai peranan penting dalam membentuk
kepribadian seseorang dan lingkungan ini sangat berpengaruh bagi kehidupan
seseorang
3. Pengertian fungsi keluarga dan jenis dari fungsi keluarga
a. Pengertian
Fungsi keluarga adalah suatu pekerjaan- pekerjaan atau
tugas-tugas yang harus dilaksanakan di dalam atau oleh keluarga itu.
b. Jenis
1. Fungsi biologis :
- Meneruskan keturunan
- Memelihara dan membesarkan anak
- Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
- Memelihara dan merawat anggota keluarga
2. Fungsi Psikologis :
- Memberikan kasih sayang dan rasa aman
- Memberikan perhatian di antara anggota keluarga
- Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
- Memberikan identitas keluarga
3. Fungsi sosialisasi :
- Membina sosialisasi pada anak
- Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak
- Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
4. Fungsi ekonomi :
- Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
- Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga
- Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di masa yang akan
datang (pendidikan, jaminan hari tua)
5. Fungsi pendidikan :
- Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan membentuk
perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya
- Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi
peranannya sebagai orang dewasa
- Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya
4. Pengertian Keluarga dan Masyarakat
a. Pengertian Keluarga
- Duvall dan Logan ( 1986 ) :
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan
adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap
anggota keluarga.
- Bailon dan Maglaya ( 1978 ) :
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga
karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling
berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan
menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
- Departemen Kesehatan RI ( 1988 ) :
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang
terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di
suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah :
1. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah,
perkawinan atau adopsi
2. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap
memperhatikan satu sama lain
3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai
peran sosial : suami, istri, anak, kakak dan adik
4. Mempunyai tujuan : menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan
perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota.
b. Pengertian Masyarakat
Berikut di bawah ini adalah beberapa pengertian masyarakat dari beberapa ahli
sosiologi dunia.
- Menurut Selo Sumardjan masyarakat adalah
orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.
- Menurut Karl Marx masyarakat adalah suatu struktur
yang menderita suatu ketegangan organisasi atau perkembangan akibat adanya
pertentangan antara kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi.
- Menurut Emile Durkheim masyarakat merupakan suatu
kenyataan objektif pribadi-pribadi yang merupakan anggotanya.
- Menurut Paul B. Horton & C. Hunt masyarakat
merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu
yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama
sertamelakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok / kumpulan manusia
tersebut.
5. Pembagian dan Perbedaan Golongan dalam Masyarakat
1. Masyarakat Non Industri
Kita telah tahu secara garis besar bahwa , kelompok nasional atau organisasi
kemasyarakatan non industri dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu
kelompok primer (primary group) dan kelompok sekunder (secondary group).
a. Kelompok primer
Dalam kelompok primer, interaksi antar anggota terjalin
lebih intensif, lebih erat, lebih akrab. Di karenakan para anggota kelompok
sering berdialog, bertatap muka, sehingga mereka mengenal lebih dekat, lebih
akrab.
Dalam kelompok-kelompok primer bercorak kekeluargaan dan lebih berdasarkan
simpati. Pembagian kerja atau pembagian tugas pada kelompok menerima serta
menjalankan tugas tidak secara paksa, lebih dititik beratkan pada kesadaran,
tanggung jawabpara anggota dan berlangsung atas dasar rasasimpati dan secara
sukarela.
Contoh-contoh kelompok primer, antara lain :keluarga, rukun tetangga, kelompok
belajar,kelompok agama, dan lain sebagainya.
b. Kelompok sekunder
Antara anggota kelompok sekunder, terpaut saling
hubungan tak Iangsung, formal, juga kurang bersifat kekeluargaan. Oleh karena itu, sifat interaksi, pembagian kerja, pembagian kerja antar anggota kelompok
di atur atas dasar pertimbangan-pertimbangan rasional, obyektif.
Para anggota menerima pembagian kerja/pembagian tugas atas dasar kemampuan;
keahlian tertentu, di samping dituntut dedikasi. Hal-hal semacam itu diperlukan
untuk mencapai target dan tujuan tertentu yang telah di flot dalam
program-program yang telah sama-sama disepakati.
Contoh-contoh kelompok
sekunder, misalnya : partai politik, perhimpunan serikat kerja/serikat buruh,
organisasi profesi dan sebagainya. Berlatar belakang dari pengertian resmi dan
tak resmi, maka tumbuh dan berkembang kelompok formal (formal group) atau lebih
akrab dengan sebutan kelompok resmi, dan kelompok tidak resmi (informal group).
Inti perbedaan yang terjadi adalah : Kelompok tidak resmi (informal group)
tidak berstatus resmi dan tidak didukung oleh Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran
Rumah tangga (ART) seperti yang lazim berlaku pada kelompok resmi.
Namun demikian, kelompok tidak resmi juga mempunyai
pembagian kerja, peranan-peranan serta hirarki tertentu, norma-norma tertentu
sebagai pedoman tingkah laku para anggota beserta konvensi-konvensinya. Tetapi
hal ini tidak dirumuskan secara tegas dan tertulis seperti pada kelompok resmi
(W.A. Gerungan, 1980 : 91).
Contoh : Semua kelompok sosial, perkumpulan-perkumpulan, atau
organisasi-organisasi kemasyarakatan yang memiliki anggota kelompok tidak
resmi.
2. Masyarakat Industri
Durkheim mempergunakan variasi pembangian kerja sebagai dasar untuk
mengklasifikasikan masyarakat, sesuai dengan taraf perkembangannya. Akan tetapi lebih cenderung mempergunakan dua taraf klasifikasi, yaitu yang sederhana
dan yang kompleks. Masyarakat-masyarakat yang berada di tengah kedua eksterm
tadi diabaikannya (Soerjono Soekanto, 1982 : 190).
Jika pembagian kerja bertambah kompleks, suatu tanda bahwa kapasitas masyarakat
semakin tinggi. Solidaritas didasarkan pada hubungan saling ketergantungan
antara kelompok-kelompok masyarakat yang telah mengenal pengkhususan. Otonomi
sejenis, juga menjadi ciri dari bagian/kelompok-kelompok masyarakat industri.
Otonomi sejenis dapat diartikan dengan kepandaian/keahlian khusus yang dimiliki
seseorang secara mandiri, sampai pada batas-batas tertentu.
Contoh-contoh : tukang roti, tukang sepatu,tukang
bubut, tukang las, ahli mesin, ahli listrik dan ahli dinamo, mereka dapat
bekerja secara mandiri. Dengan timbulnya spesialisasi fungsional, makin
berkurang pula ide-ide kolektif untuk diekspresikan dan dikerjakan bersama.
Dengan demikian semakin kompleks pembagian kerja, semakin banyak timbul
kepribadian individu. Sudah barang tentu masyarakat sebagai keseluruhan
memerlukan derajat integrasi yang serasi. Akan tetapi hanya akan sampai pada
batas tertentu, sesuai dengan bertambahnya individualisme.
6. Makna serta Hubungan dari Individu, Keluarga dan Masyarakat
Individu merupakan sebutan untuk satu kesatuan yang
terbatas,individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas
di dalam lingkungan sosialnya,melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola
tingkah laku spesifik dirinya.Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan individu
adalah keluarga dan masyarakat, keluarga merupakan faktor internal dalam
pertumbuhan individu sedangkan masyarakat merupakan faktor eksternal dalam
pertumbuhan individu.
Peran keluarga merupakan faktor dasar dalam
pembentukan karakter kita sebagai individu,didalam keluarga kita memperoleh
gambaran dasar bahwa manusia itu adalah makhluk sosial jadi manusia tidak bisa
bersikap individu seterusnya.Peran keluarga dalam hal ini sangat penting kita
mulai belajar berinteraksi disini.Keluarga yang harmonis dapat membentuk
pribadi kita yang lebih baik ketimbang keluarga yang tidak harmonis.
Apabila kita mempunyai keluarga yang harmonis,kita
mendapatkan pelajaran-pelajaran untuk berinteraksi dengan masyarakat dengan
baik,perasaan nyaman saat berinteraksi.Sebaliknya suasana keluarga yang tidak
harmonis akan menimbulkan sikap buruk bagi individu tersebut,bagi individu yang
berada dalam kondisi tersebut mereka cendrung menutup diri,sering merenung dan
bersikap pasif.
Peran eksternal dalam pertumbuhan individu adalah
masyarakat, ini tidak kalah penting dengan peran keluarga dalam membentuk
karakter kita.
Suasana berinteraksi dalam masyarakat terkadang
jauh berbeda dengan intraksi dalam keluarga.Masyarakat merupakan lingkungan
yang harus dihadapi oleh individu.masyarakat ini sendiri membentuk individu
dengan sendirinya,jadi sebagai individu kita harus pintar-pintar dalam bergaul
dalam masyarakat agar kita bisa menjadi pribadi yang baik dan berguna buat
sesama.
Walaupun didalam kondisi keluarga tidak harmonis
kita bisa tetap bisa menjadi pribadi yang baik dengan aktif dalam organisasi
masyarakat,kita menyaring hal-hal positif yang berada dalam lingkungan tersebut
dan menerapkannya pada kehidupan sehari-hari kita.
Jadi antara Individu ,keluarga dan masyarakat
merupakan satu-kesatuan yang tidak bisa dipisahkan,mereka saling keterkaitan
antara satu dengan yang lain,tapi ini semua juga tergantung dalam pemikiran
individu tersebut untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
Hubungan individu, keluarga, dan masyarakat :
- Hubungan individu dengan dirinya sendiri
Hubungan individu dengan diri sendiri terdapat 3
sistem kepribadian, yaitu ID ( ES ), EGO dan SUPER EGO. Jika EGO gagal menjaga
keseimbangan antara dorongan dari ID dan larangan dari SUPER EGO maka individu
akan mengalami konflik batin terus – menerus.
- Hubungan individu dengan keluarga
Hubungan individu dengan keluarga terdiri dari
hubungan biologis, psikologis dan social.
- Hubungan individu dengan lembaga
Hubungan individu dengan lembaga terdiri dari nilai –
nilai dan norma – norma.
- Hubungan individu dengan komunitas
Hubungan individu dengan komunitas atau sosialisasi
terdiri dari penyebaran nilai dan budaya.
- Hubungan individu dengan masyarakat
Hubungan individu dengan masyarakat sebagai lingkungan
makro terdiri dari sifat – sifat makro ( mencakup komunitas, keluarga, lembaga
dan individu ), lebih bersifat abstraksi.
- Hubungan individu dengan nasion atau jiwanya
Nasion adalah suatu jiwa, asas spiritual dan
solidaritas yang terbentuk oleh perasaan. Hubungan individu dan nasionnya itu
sendiri merupakan posisi dan peranan yang ada pada diri sendiri.
7. Pengertian dan Proses Urbanisasi
Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota. Urbanisasi adalah
masalah yang cukup serius bagi kita semua. Persebaran penduduk yang tidak
merata antara desa dengan kota akan menimbulkan berbagai permasalahan kehidupan
sosial kemasyarakatan. Jumlah peningkatan penduduk kota yang signifikan tanpa
didukung dan diimbangi dengan jumlah lapangan pekerjaan, fasilitas umum, aparat
penegak hukum, perumahan, penyediaan pangan, dan lain sebagainya tentu adalah
suatu masalah yang harus segera dicarikan jalan keluarnya.
Berbeda dengan perspektif ilmu kependudukan, definisi Urbanisasi
berarti persentase penduduk yang tinggal di daerah perkotaan. Perpindahan
manusia dari desa ke kota hanya salah satu penyebab urbanisasi. perpindahan itu
sendiri dikategorikan 2 macam, yakni: Migrasi Penduduk dan Mobilitas Penduduk.
Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota yang bertujuan
untuk tinggal menetap di kota. Sedangkan Mobilitas Penduduk berarti perpindahan
penduduk yang hanya bersifat sementara saja atau tidak menetap.
Untuk mendapatkan suatu niat untuk hijrah atau pergi ke kota dari desa,
seseorang biasanya harus mendapatkan pengaruh yang kuat dalam bentuk ajakan,
informasi media massa, impian pribadi, terdesak kebutuhan ekonomi, dan lain
sebagainya.
Pengaruh-pengaruh tersebut bisa dalam bentuk sesuatu yang mendorong,
memaksa atau faktor pendorong seseorang untuk urbanisasi, maupun dalam bentuk
yang menarik perhatian atau faktor penarik. Di bawah ini adalah beberapa atau
sebagian contoh yang pada dasarnya dapat menggerakkan seseorang untuk melakukan
urbanisasi perpindahan dari pedesaaan ke perkotaan.
SUMBER :
http://organisasi.org/pengertian-masyarakat-unsur-dan-kriteria-masyarakat-dalam-kehidupan-sosial-antar-manusia
http://ridhodarmawan.wordpress.com/2012/11/18/individu-masyarakat-dan-keluarga/
http://cahyamenethil.wordpress.com/2010/10/14/individu-keluarga-masyarakat/