Namun sekarang, ditemukan alternative lain yaitu Secondary Skin . Merupakan elemen
arsitektur yang dipasang sebagai lapisan tambahan setelah dinding terluar
bangunan untuk membentuk bayangan dan menyediakan rongga udara antara luar dan
dalam. Fungsinya m enahan panas matahari masuk ke dalam rumah, namun membantu
untuk memasukkan cahaya dan angin sebagai kenyamanan termal dalam ruang dapat
terjaga.
Konsep secondary skin mirip seperti konsep lapisan tubuh
pada manusia. Kulit pada manusia biasanya di lapisi lagi oleh pakaian agar
lebih nyaman dan sebagai tambahan pelindung bagi manusia. Secondary skin
melindungi dinding terluar dan secara tidak langsung bagian dalam bangunan dari
ketidaknyamanan termal yang dapat mengganggu aktivitas di dalam rumah. Fungsi
lainnya yaitu mempercantik, memberi tambahan nilai estetika bagi fasad
bangunan, dengan berbagai material dan bentuknya.
Penggunaan secondary skin harus memperhatikan iklim dan orientasi
bangunan. Peletakannya harus disesuaikan dengan lebar bukaan daun pintu atau
jendela di belakangnya, agar tidak terganggu.
Bentuk dan material
secondary skin sangat beragam, bisa menggunakan tanaman rambat, standing wall
atau dinding lepas, kisi kisi dengan material kayu, bilahpapan, botol, bamboo,
besi, aluminium, dsb.
Contoh penggunaan secondary skin dengan botol yaitu Rumah Botol oleh Arsitek Ridwan Kamil.
SUMBER:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar