Cari Blog Ini

Minggu, 30 Maret 2014

Sekilas tentang Pahlawan Soepomo

Alangkah baiknya jika kita mengenal semua pahlawan yang telah berjasa membela mati-matian untuk Kemerdekaan Indonesia. Akan tetapi, saya akan menjelaskan singkat Pahlawan Soepomo :)

Nama Lengkap : Soepomo
Agama : Islam
Tempat Lahir : Sukoharjo, Jawa Tengah
Tanggal Lahir : Kamis, 22 Januari 1903



BIOGRAFI

Prof. Mr. Dr. Soepomo merupakan seorang pahlawan nasional Indonesia yang juga dikenal sebagai arsitek UUD 1945. Sebagai seorang ahli hukum generasi pertama yang ada di Indonesia, Soepomo turut pula berperan dalam pembentukan sistem hukum nasional hingga akhir hayatnya. 
Pria yang lahir pada tanggal 22 Januari 1903 di Sukoharjo, Jawa Tengah ini berasal dari keluarga aristokrat Jawa. Kakeknya dari pihak ayah adalah Raden Tumenggung Reksowardono, Bupati Anom Sukoharjo kala itu. Sedangkan kakek dari pihak ibu adalah Raden Tumenggung Wirjodiprodjo, Bupati Nayak Sragen.

Karena berasal dari keluarga priyayi, Soepomo beruntung memiliki kesempatan mengenyam pendidikan di ELS (Europeesche Lagere School), setingkat dengan sekolah dasar, di Boyolali pada tahun 1917. Di tahun 1920, Soepomo lalu meneruskan pendidikannya di MULO (Meer Uitgebreid Lagere Onderwijs) yang terletak di kota Solo. Ia kemudian menyelesaikan pendidikan hukum di Bataviasche Rechtsschool di Batavia dan lulus di tahun 1923. Setelah lulus, ia menjadi pegawai yang diperbantukan pada Pengadilan Negeri Yogyakarta. Menteri Kehakiman pertama di Indonesia ini kemudian berkesempatan melanjutkan pendidikan ke Rijksuniversiteit Leiden/Leiden University di Belanda tahun 1924 di bawah bimbingan Cornelis van Vollenhoven, profesor hukum asal Belanda yang terkenal sebagai perancang ilmu hukum adat Indonesia.  
Di tahun 1927, Soepomo resmi menyandang gelar Doktor dengan disertasinya yang berjudul Reorganisatie van het Agrarisch Stelsel in het Gewest Soerakarta (Reorganisasi sistem agraria di wilayah Surakarta). Dalam disertasi tersebut, Soepomo mengupas sistem agraria tradisional di Surakarta dan menganalisis hukum-hukum kolonial yang berkaitan dengan pertanahan di wilayah Surakarta secara tajam, namun dengan bahasa yang halus dan tidak langsung.

Pada sidang BPUPKI tanggal 31 Mei 1945, Soepomo mengajukan Dasar Negara Indonesia Merdeka yang terdiri dari: 
(1) Persatuan
(2) Kekeluargaan
(3) Keseimbangan lahir-batin
(4) Musyawarah
(5) Keadilan sosial

Soepomo kemudian menjadi ketua panitia kecil perancang UUD yang bertugas merancang dan menyempurnakan naskah UUD yang merupakan hasil rancangan dasar negara Indonesia yang dikenal dengan nama Piagam Jakarta yang dirumuskan pada tanggal 22 Juni 1945.

Soepomo meninggal akibat serangan jantung di Jakarta pada tanggal 12 September 1958. Jenazahnya dikebumikan di pemakaman keluarga kampung Yosoroto, Solo.   

Riset dan analisis oleh: Meidita Kusuma Wardhani

PENDIDIKAN
ELS (Europeesche Lagere School) di Boyolali (1917)
MULO (Meer Uitgebreid Lagere Onderwijs) di Solo (1920)
Bataviasche Rechtsschool di Batavia (lulus tahun 1923)
Rijksuniversiteit Leiden/Leiden University (1924)

KARIR
Pegawai yang diperbantukan pada Pengadilan Negeri Yogyakarta
Anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)
Anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
Ketua Panitia Kecil Perancang UUD
Menteri Kehakiman
Rektor Universitas Indonesia (1951-1954)
PENGHARGAAN

Gelar Pahlawan Kemerdekaan Nasional (1965)



SUMBER : http://id.wikipedia.org/wiki/Soepomo
»»  READMORE...

Sekilas tentang Wayang Anggada

Wayang yang akan saya pilih adalah Anggada. Di ceritakan secara singkat :)



Anggada (Sanskerta : अंगद; Angada) atau Hanggada adalah seorang tokoh dalam wiracarita Ramayana. Ia adalah wanara muda yang sangat tangkas dan gesit. Kekuatannya sangat dahsyat, sama seperti ayahnya, yakni Subali. Dalam kitab Ramayana disebutkan bahwa ia dapat melompat sejauh sembilan ratus mil. Anggada dilindungi oleh Rama dan akhirnya membantu Rama, berperang melawan Rahwana merebut kembali Dewi Sita, istri Rama.
Anggada juga merupakan nama salah satu putera Laksmana dalam wiracarita Ramayana.

KELUARGA

Ayah Anggada adalah Raja Wanara bernama Subali, ibunya adalah Tara. Anggada memiliki paman bernama Sugriwa, yaitu adik Subali. Subali dan Sugriwa memiliki kakak perempuan bernama Anjani. Hanoman adalah putera Anjani, maka Anggada bersaudara sepupu dengan Hanoman. Saat masih muda, Subali tewas karena panah Rama. Setelah itu, Anggada dirawat oleh Sugriwa.

ANGGADA DALAM PEWAYANGAN JAWA
Dalam cerita pewayangan Jawa, Anggada yang terkenal sakti diberi gelar Jaya yang berarti unggul oleh Rama, sehingga disebut Jaya Anggada. Di dalam lakon “Anggada Balik”, ia diutus Rama pergi ke Alengka untuk mengukur kekuatan bala tentara Alengka. Karena hasutan Rahwana, yang mengatakan bahwa pembunuh ayahnya adalah Sri Rama, Anggada kemudian mengamuk dan berbalik akan membunuh Rama. Tetapi Hanoman kemudian dapat menaklukkan dan menginsyafkan serta menyadarkannya. Akhirnya Anggada kembali menyerang Alengka dan berhasil membawa mahkota Rahwana dan dipersembahkan kepada Rama. Dalam pewayangan sering digambarkan sebagai kera berbulu merah.

»»  READMORE...

Bunga sebagai Lambang Provinsi

Bunga nasional adalah tiga jenis bunga yang ditetapkan oleh Pemerintah dengan harapan mampu mewakili karakteristik bangsa dan negara Indonesia. Indonesia sendiri memiliki tiga bunga nasional yang ditetapkan melalui Keputusan Presiden Indonesia Nomor 4/1993. Spesies bunga yang ditetapkan sebagai bunga nasional dalam keputusan tadi adalah:

  • Bunga melati (Jasminum sambac) sebagai Puspa Bangsa.
  • Bunga anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis) sebagai Puspa Pesona.
  • Bunga patma raksasa (Rafflesia arnoldii) sebagai Puspa Langka.


Flora Identitas Provinsi di Indonesia

Berikut ini adalah Daftar Flora Identitas Provinsi di Indonesia berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 48 Tahun 1989 tanggal 1 September 1989 tentang Pedoman Penetapan Identitas Flora dan Fauna Daerah:

  • Aceh - Bunga Jeumpa (Michelia champaca)
  • Sumatera Utara - Kenanga (Cananga odorata)
  • Sumatera Barat - Andalas (Morus macroura)
  • Riau - Nibung (Oncosperma tigillarium)
  • Kepulauan Riau - Sirih (Piper betle)


  • Jambi - Pinang Merah (Cyrtostachys renda)
  • Sumatera Selatan - Duku (Lansium domesticum)


  • Bengkulu - Suweg raksasa (Amorphophallus titanum)


  • Kepulauan Bangka Belitung - Nagasari (Palaquium rostratum)
  • Lampung - Bunga asar (Mirabilis jalapa)
  • Banten - Kokoleceran (Vatica bantamensis)
  • DKI Jakarta - Salak condet (Salacca edulis)
  • Jawa Barat - Gandaria (Bouea macrophylla)
  • Jawa Tengah - Kantil (Michelia alba)


  • DI Yogyakarta - Kepel (Stelechocarpus burahol)

  • Jawa Timur - Sedap malam (Polyanthes tuberosa)



  • Kalimantan Barat - Tengkawang tungkul (Shorea stenoptera)
  • Kalimantan Selatan - Kasturi (Mangifera casturi)
  • Kalimantan Tengah - Tenggaring (Nephelium lappaceum)
  • Kalimantan Timur - Anggrek hitam (Coelogyne pandurata)
  • Sulawesi Utara - Longusei (Ficus minahasae)
  • Gorontalo - Gofasa, gupasa (Vitex cofassus)


  • Sulawesi Tengah - Eboni (Diospyros celebica)
  • Sulawesi Tenggara - Anggrek serat (Dendrobium utile)
  • Sulawesi Barat - Cempaka hutan kasar (Elmerrillia ovalis)
  • Sulawesi Selatan - Lontar (Borassus flabellifer)
  • Bali - Majegau (Dysoxylum densiflorum)
  • Nusa Tenggara Barat - Ajan kelicung (Diospyros macrophylla)


  • Nusa Tenggara Timur - Cendana (Santalum album)
  • Maluku - Anggrek Larat (Dendrobium phalaenopsis)
  • Maluku Utara - Cengkeh (Syzygium aromaticum)
  • Papua Barat - Matoa (Pometia pinnata)
  • Papua - Buah merah (Pandanus conoideus) 
Sumber : wikipedia
»»  READMORE...

Kembalikan Indonesia untuk Indonesia

Mendengar kata ‘Indonesia’, terlintas di pikiran kita ialah Merdeka!



Sadarkah kita bahwa negara ini masih terjajah?

Terjajahnya pola pikir bangsa, yang menjadi  sangat konsumtif, hanya ingin membeli, membeli, dan membeli. Indonesia itu kaya, subur, dan makmur. Akan tetapi bisakah kita memanfaatkan sumber daya alam tersebut secara maksimal? Kebutuhan pokok pun masih import dari negara tetangga.

Belum lagi generasi sekarang yang selalu sibuk dengan gadgetnya, hingga lupa caranya bersosialisasi dengan orang lain. Mereka ini selalu disibukkan dengan aktivitas di jejaring sosial. Orang tua pun harus mengawasi bagaimana perkembangan anaknya. Jangan membiarkan, mengaggap mereka sudah besar/mandiri. Mereka masih perlu bimbingan dan kasih sayang dari keduanya. Orang tua pun tidak boleh sibuk juga dengan gadgetnya. Ada waktu dimana sebuah keluarga perlu berkumpul untuk sharing.


Kemana Indonesia yang katanya bangsa ramah tamah? Disaat semua orang sibuk dengan gadgetnya. Sepertinya mereka lupa cara bersosialisasi dan berkomunikasi.
»»  READMORE...