Cari Blog Ini

Minggu, 04 Januari 2015

Mengenal Secondary Skin

Kenyamanan di dalam rumah sangat penting untuk mendukung aktivitas penghuninya. Salah satunya yang mengganggu kenyamanan adalah suhu ruangan yang terlalu tinggi akibat sinar matahari dan sirkulasi udara yang tidak baik, khususnya di daerah yang beriklim tropis seperti Indonesia. Biasanya untuk mengatasi hal ini, digunakan tirai di jendela-jendelanya. Yang berfungsi untuk mengurangi cahaya matahari yang masuk ke dalam rumah.

Namun sekarang, ditemukan alternative lain yaitu Secondary Skin . Merupakan elemen arsitektur yang dipasang sebagai lapisan tambahan setelah dinding terluar bangunan untuk membentuk bayangan dan menyediakan rongga udara antara luar dan dalam. Fungsinya m enahan panas matahari masuk ke dalam rumah, namun membantu untuk memasukkan cahaya dan angin sebagai kenyamanan termal dalam ruang dapat terjaga.

Konsep secondary skin mirip seperti konsep lapisan tubuh pada manusia. Kulit pada manusia biasanya di lapisi lagi oleh pakaian agar lebih nyaman dan sebagai tambahan pelindung bagi manusia. Secondary skin melindungi dinding terluar dan secara tidak langsung bagian dalam bangunan dari ketidaknyamanan termal yang dapat mengganggu aktivitas di dalam rumah. Fungsi lainnya yaitu mempercantik, memberi tambahan nilai estetika bagi fasad bangunan, dengan berbagai material dan bentuknya. 

Penggunaan secondary skin harus memperhatikan iklim dan orientasi bangunan. Peletakannya harus disesuaikan dengan lebar bukaan daun pintu atau jendela di belakangnya, agar tidak terganggu.
Bentuk  dan material secondary skin sangat beragam, bisa menggunakan tanaman rambat, standing wall atau dinding lepas, kisi kisi dengan material kayu, bilahpapan, botol, bamboo, besi, aluminium, dsb.


Contoh penggunaan secondary skin dengan botol yaitu Rumah Botol oleh Arsitek Ridwan Kamil.






SUMBER:


Tidak ada komentar:

Posting Komentar